RSS

5 Anak Pesepakbola Top yang Gagal Bersinar Seperti Ayahnya

Anak Pesepakbola

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kurang lebih begitu istilah yang menggambarkan talenta seorang anak, yang tidak berbeda jauh dari ayahnya. Tapi, jangan lupa seringkali buah juga bisa jatuh jauh dari pohonnya; yang artinya takdir sang anak berbeda jauh dari ayahnya, dan juga memiliki talenta yang berbeda.



1. JORDI CRUYFF

Siapa yang tidak mengenal nama Johan Cruyff? Ikon sepak bola dunia dan Belanda, dan seorang yang mengembangkan filosofi totalvoetball Rinus Michels. Mendiang Johan meninggalkan banyak warisan di sepak bola Eropa, khususnya di Barcelona, klub di mana ia pernah menjadi pemain dan pelatih. Pep Guardiola, manajer Manchester City, merupakan salah satu pengagumnya.

Jordi Cruyff merupakan Anak Pesepakbola buah hati dari hubungan Johan dengan Danny Coster. Sama seperti ayahnya, Jordi memulai kariernya di akademi muda Ajax Amsterdam. Bedanya Johan sangat sukses ketika dia bermain untuk tim senior Ajax, Barcelona, dan Feyenoord. Sementara karier Jordi tak pernah benar-benar bisa dikatakan sukses dan ia pun tidak ambil bagian penting ketika Manchester United menjuarai Premier League 1996/97.
Perjalanan karier Jordi tidak secemerlang ayahnya kendati pernah bermain untuk Barcelona dan Man United. Pria kelahiran Amsterdam, 9 Februari 1974 itu kini sibuk melatih klub Israel, Maccabi Tel Aviv.

2. TOM INCE

Jika Tom Ince Anak Pesepakbola tak memiliki ayah sepopuler Paul Ince, mungkin publik bisa memberikannya opini yang netral, tanpa harus membandingkanya dengan sang ayah. Pasalnya Tom memiliki bakat di posisinya sebagai penyerang sayap – posisi yang berbeda dengan Paul, gelandang bertahan.
Alhasil, perbandingan pun tak terelakkan. Tom masih malang melintang di tim-tim semenjana dalam rangka mencari kontinuitas performa. Sedangkan Paul sudah bermain untuk Man United di usia 22 tahun dan berlanjut ke Inter Milan (1995-1997) hingga Liverpool (1997-1999). Saat ini, Tom bermain untuk klub promosi Premier League, Huddersfield Town, di usia 25 tahun. Ia mungkin berdoa dan berharap Huddersfield klub yang tepat untuknya agar kariernya bisa berkembang seperti sang ayah.

3. EDINHO

Rasanya tak perlu terlalu detail menjelaskan siapa itu seorang Pele. Ikon sepak bola dunia yang khas dengan identitas bermain “Ginga” Brasil. Pele tak pernah bermain di Eropa dan hanya membela dua klub sepanjang kariernya: Santos dan New York Cosmos. Tapi itu tak jadi masalah selama Anda bisa memberi tiga titel Piala Dunia kepada timnas. Ya, Pele melakukannya di Piala Dunia 1958, 1962, dan 1970.
Pele juga sering dibandingkan dengan Diego Maradona, laiknya perbandingan Cristiano Ronaldo dengan Lionel Messi di era milenial ini. Tentu, perbandingan itu hanya permainan media dan juga adu opini pecinta sepak bola dunia.

Pria yang memiliki nama lengkap Edson Arantes do Nascimento dikaruniai putra bernama Edinho, Edson Cholbi Nascimento. Anak Pesepakbola Berstatus putra legenda tak begitu saja mengangkat nama Edinho, karena ia tidak populer dan pensiun ketika berusia 29 tahun. Parahnya, Edinh oAnak Pesepakbola terjerat kasus peredaran obat-obatan terlarang (narkoba) dan pencucian uang. Ia pun dipenjara karena kasusnya itu.

4. CHRISTIAN MALDINI

Menjadi cucu dari Cesare Maldini dan putra dari Paolo Maldini nyatanya menjadi beban teramat berat bagi Christian Maldini. Di usia 21 tahun, Christian justru bermain untuk klub yang ada di kasta keempat divisi sepak bola Italia, Serie D, bersama Pro Sesto. Sementara kakeknya sudah bermain untuk Milan di usia 22 tahun, dan ayahnya malah lebih muda lagi; Paolo yang promosi ke tim utama Milan di usia 17 tahun pada 1985.
Jika Cesare menghabiskan sebagian besar kariernya bersama Rossoneri, Paolo justru mengabdikan sepanjang kariernya bersama Milan. Dua nama legendaris ini akan selalu jadi beban untuk Christian. Dia memang pernah menjadi bagian dari akademi Milan, namun  kemudian pindah ke Reggiana pada tahun 2016 lalu dan pindah lagi ke Pro Sesto pada tahun 2017 ini. Ia masih 21 tahun dan mungkin belum gagal betul, tapi jika tak bisa mengembangkan performanya, tampaknya Serie D memang lebih pantas untuk Christian.

5. DEVANTE COLE

Karier berjalan cepat bagi pria bernama lengkap Andrew Alexander Cole alias Andy Cole. Di usia 18 tahun ia sudah promosi ke tim utama Arsenal, dan ketika umurnya beranjak 24 tahun, Cole sudah bermain di Man United. Dari sana, Cole mengukir sejarahnya di sepak bola Inggris dan Eropa melalui treble winners 1999. Ia juga membentuk duet maut di lini depan Red Devils bersama Dwight Yorke.
Nasib berbeda justru dialami putranya, Devante Cole. Pasca promosi ke tim utama Man City pada 2014, Devante terlebih dahulu dipinjamkan ke Barnsley dan Milton Keynes Dons (MK Dons), sebelum benar dijual ke Bradford City pada 2015. Kini, ia bermain untuk klub yang berada di kasta ketiga sepak bola Inggris (League One), Fleetwood Town, di usia 22 tahun.

0 comments:

Post a Comment